Upacara Peringatan Hari Guru 2019
Dalam amanat itu, tugas guru adalah yang termulia sekaligus yang tersulit. Guru ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan. Guru ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan dikelas, tetapi waktu guru habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.
“Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan”, katanya.
Lanjut Askolani, guru ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan. Anda ingin setiap murid terinspirasi tetapi guru tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.
“Anda frustasi karena anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak bukan kemampuan menghafal,”ujarnya.
Amanat selanjutnya, Kementrian mengatakan tidak akan membuat janji-janji kosong kepada Guru, meski perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan, tetapi satu hal yang pasti perjuangan ini untuk kemerdekaan belajar di Indonesia.
“Perubahan juga tidak dapat dimulai dari atas, semuanya berawal dan berakhir dari guru, maka dari itu angan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambil langkah pertama besok di manapun anda berada lakukan perubahan kecil di kelas Anda,” tutupnya.